Jumat, 17 Juli 2009

Keterlambatan Perkembangan Pada Bayi


Ada 3 kriteria perkembangan pada bayi, yaitu bayi yang perkembangannya cepat, bayi yang perkembangannya dalam batas rata-rata dan bayi yang perkembangannya terlambat tetapi dalam batas normal. Bayi adalah individu yang unik jadi tidak semua bayi dapat mencapai suatu perkembangan sesuai jadwal. Akan tetapi masih dapat memberikan stimulasi selama 2 minggu dari batas akhir kisaran usia yang tertera pada tabel tumbuh kembang.
Berikut ini ada beberapa deteksi dini yang dapat Anda lakukan terhadap perkembangan si kecil.
  • Keterlambatan / Gangguan bicara
Deteksi dini kemampuan bicara anak bisa dilakukan sejak ia berusia kira-kira 6 bulan. Lebih dini diketahui kemungkinan keterlambatan bicara akan lebih baik bagi anak, karena bila masalah ini terlambat terdeteksi berarti akan terlambat pula penanganannya. Bayi yang mengalami gangguan pendengaran akan berhenti berceloteh pada sekitar 6 bulan. Deteksi bisa dilakukan di rumah dengan mengamati kebiasaan anak bermain sehari-hari. Cara yang paling mudah adalah ketika Anda memanggil namanya atau sembunyikan mainannya dari arah belakang. Apakah mata anak mencari-cari sumber suara? bila tidak bereaksi atau tidak mau melakukan kontak mata dengan Anda, bisa dicurigai kalau si kecil mengalami gangguan, misalnya gangguan pendengaran. Cara yang lain adalah dengan memperhatikan ocehan-ocehannya.

Bila dicurigai ada kelainan atau gangguan bicara pada si kecil, sebaiknya Anda membawanya ke dokter. Hasil dari wawancara dan observasi di ruang praktek dapat Anda bawa ke dokter THT atau klinik tumbuh kembang. Anda juga bisa membawa si kecil ke psikolog, psikiater anak atau neorolog (ahli saraf) sehingga dapat diketahui penyebab gaangguan bicara anak.
  • Gangguan Pendengaran
Di Indonesia, pemeriksaan sisitem pendengaran bayi baru lahir belum rutin dilakukan. Biasanya pemeriksaan pendengaran hanya diterapkan pada bayi-bayi yang beresiko tinggi mengalami gangguan pendengaran yaitu bayi memiliki riwayat kelainan pendengaran pada keluarganya, mengalami masalah pendengaran pada saat lahir, bayi lahir prematur serta bayi lahir kuning.
Selain bayi-bayi di atas, pemeriksaan sistem pendengaran dilakukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang tergolong perokok berat, terinfeksi TBC atau infeksi (Toksoplasma, Rubella, Citomegalovirus, Herpes simpleks).
Walaupun si kecil tidak termasuk salah satu di atas, ada baiknya Anda melakukan pemeriksaan sederhana yaitu dengan menggunakan berbagai benda yang mengeluarkan bunyi. Cobalah membunyikan peluit atau lonceng, lalu amati reaksi si kecil. Bayi yang memiliki organ pendengaran normal biasanya akan bereaksi dengan menangis, terkejut, menggerakan anggota badannya atau menutup matanya. Bila si kecil berusia sekitar 7 bulan, dapat dilakukan tes dengan cara bertepuk tangan atau membunyikan mainan dari arah belakang. Bila ia menoleh ke salah satu sisi, mendandakan bahwa si kecil menerima respon terhadap rangsangan bunyi tersebut.
Apabila dicurigai adanya gangguan sistem pendengaran pada bayi sebaiknya Anda membawanya ke dokter THT untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Bayi baru lahir belum mampu membedakan benda yang dilihatnya secara rinci, tapi ia sudah bisa membedakan profil ibu sebagai wanita yang berambut panjang atau ayah yang berambut pendek. Sampai usia 1 bulan, ia belum dapat melihat secara jelas dalam jarak 30 cm atau lebih. Penglihatannya terbatas sampai awal usia 3 bulan dan akhir usia 4 bulan penglihatannya hampir sempurna. Menjelang usia 5-6 bulan, bayi sudah dapat mempertahankan penglihatan dengan kedua matanya pada benda yang menarik perhatiannya. Usia 6-8 bulan, si kecil dapat melihat normal yaitu adanya koordinasi antara kedua bola matanya. Secara berangsur-angsur penglihatan si kecil akan normal ketika berusia 4-5 tahun.
Jika pada usia 3-6 bulan bola matanya masih memperlihatkan arah pandang yang berbeda, sebaiknya Anda mulai curiga adanya kelainan pada penglihatannya. Apabila diperlukan si kecil menjalani pemeriksaan untuk memastikan adanya gangguan, misalnya mata juling. Bila pada usia lebih dari 6 bulan bola matanya masih memutar ke dalam dan keluar selama beberapa detik, Anda harus membawanya ke dokter spesialis mata.
  • Keterlambatan Berjalan
Umumnya, bayi sudah mulai berjalan pada usia kira-kiar 12 bulan. Tapi adakalanya bayi baru bisa berjalan pada usia 15 bulan. Bukan berarti bayi yang cepat berjalan lebih pandai dari bayi relatif lebih lambat berjalan. Yang penting Anda lakukan adalah memantau perkembangan motorik anak terlambat atau sesuai dengan"jadwal". Bila keterlambatan perkembangan sangat jauh , harus diperiksa lebih seksama. Langkah pertama adalah mencari penyebabnya. Apabila penyebabnya berasal dari lingkungan, misalnya sikap overprotektif orang tua, segera ubah sikap Anda. Bila penyebabnya adalah otot yang tidak berkembang optimal, anak kekurangan tenaga untuk beraktivitas, ada kerusakan susunan saraf pusat, saraf tepi, atau kelainan sumsum tulang belakang. Maka segera bawa ke dokter anak untuk menangani gangguan , selanjutnya dilakukan fisioterapi.

Sumber : 3 Tahun Pertama Yang Menentukan, Seri Ayahbunda

5 komentar:

armouris on 18 Juli 2009 pukul 23.59 mengatakan...

info tentang bayi kuning kat sini - Penyakit Bayi Kuning

Visit me on 16 Desember 2009 pukul 18.48 mengatakan...

I come and say hello, visit me and follow please...but i need your pfolie and not your son. thank !

Visit me on 16 Desember 2009 pukul 18.49 mengatakan...

I need your profile, not your son. thank !

klikrar on 27 Desember 2009 pukul 10.49 mengatakan...

mantap infonya.... persiapan buat isteri nich.... thank

Anonim mengatakan...

Your blog keeps getting better and better! Your older articles are not as good as newer ones you have a lot more creativity and originality now keep it up!

 

Followers

About Me

Saya adalah fulltime Mommy yang ingin berbagi cerita tentang tumbuh kembang putri tercinta Kayyisa Naura Firdaus.

Kayyisa Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon for Tadpole's Notez Flower Image by Dapino