Rabu, 08 Juli 2009

Autisme atau Autistic Spectrum Disorder (ASD)


Autisme atau ASD (Autistic Spectrum Disorder) merupakan gangguan perkembangan fungsi otak yang kompleks dan sangat bervariasi (spektrum). Autisme bukan suatu penyakit, jadi lebih pas disebut "penyandang" dibandingkan "penderita". Berdasarkan data para ahli disebutkan bahwa penyandang ASD anak lelaki lebih banyak dibandingkan anak perempuan.

Ciri-ciri anak autis

  1. Mengalami kesulitan berbahasa, terlambat berbicara atau sama sekali tidak berbicara. Apabila bisa berbicara, seringkali tidak bisa menggunakan kata-kata dengan benar atau dengan arti yang lazim.
  2. Lebih suka sendiri. Tidak bisa melakukan interaksi seperti layaknya anak-anak dengan teman sebaya.
  3. Sangat sensitive terhadap cahaya, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan rasa (lidah).
  4. Tidak dapat berimajinasi dalam bermain, refleksnya kurang / tidak bersikap spontan.
  5. Ada yang aktif (hiperaktif) tapi ada juga yang pasif (pendiam). Kadang-kadang marah tanpa alasan (tantrum). Sangat menaruh perhatian pada suatu benda yang disukai (obsesi) dan bisa sangat agresif pada orang lain atau dirinya sendiri. Sulit mengubah kegiatan rutin karena sangat suka terhadap kegiatan rutinitas.

Penyebab anak autis

Belum dapat disimpulkan penyebabnya, ada yang mengemukakan bahwa autisme disebabkan oleh makanan yang salah atau lingkungan yang tercemar logam berat. Ada pula yang menyebutkan penyebab autisme adalah genetika, teori kelebihan Opoid, teori Gluten-Casein (celiac), teori zar darah penyerang kuman ke myelin, teori infeksi karena virus vaksinasi (MMR dan thierosal atau bahan pengawet dari merkuri), teori paparan aspartame, teori kekurangan vitamin dan mineral nutrisi tertentu, serta teori Orphanin Protein.

Cara Penanganan anak autis

Setiap individu autis merupakan individu yang unik dan berbeda, sehingga terapinya pun harus bersifat individual dan disesuaikan dengan umur, fase perkembangan dan gejala ditemukan. Contoh terapi-terapi yang biasa diberikan adalah terapi ABA (applied Behaviour Analysis), SI/OT (Sensory Interration/Occupational Therapy), BT (Biomedical Treatment), Floortime-DIR Therapy, RDI dan masih banyak terapi yang lain.

Penggunaan obat harus atas petunjuk dokter, biasanya hanya ditunjukan untuk menghilangkan gejala yang sangat mengganggu, misalnya hiperaktif atau self-injurious yang sangat berbahaya, karena anak mencoba menyakiti atau merusak dirinya sendiri dengan membenturkan kepala ke tembok atau ke lantai.

Diagnose dini dan peran aktisf orang tua sangat penting untuk mempermudah penanganan serta membantu dokter untuk menentukan terapi yang tepat.

Sumber : Parents Indonesia

2 komentar:

Seputar Law of Attraction on 9 Juli 2009 pukul 18.30 mengatakan...

autisme ada hubungannya dengan fungsi otak ya..?

sekolah autisme al-ihsan on 29 Januari 2010 pukul 14.48 mengatakan...

Kami adalah Sekolah Khusus dan Terapi Autisme Al-ihsan, yang menyelenggarakan pendidikan SD, SMP, SMA, dan Terapi untuk anak berkebutuhan khusus (autisme). Info lebih lanjut klik www.sekolahautismeal-ihsan.com

 

Followers

About Me

Saya adalah fulltime Mommy yang ingin berbagi cerita tentang tumbuh kembang putri tercinta Kayyisa Naura Firdaus.

Kayyisa Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon for Tadpole's Notez Flower Image by Dapino