Sabtu, 30 Mei 2009
Tips Mengatasi Rasa Bosan Saat Si Kecil Bepergian
Kamis, 28 Mei 2009
Jalan-jalan lagi
Saat di Dufan Kay kelihatan seneng banget, kalau denger musik (jinggel Dufan) langsung joged. Eh Kay ga takut badut lho, padahal aku pikir dia akan takut pas aku deketin badutnya. Trus aku bawa dia ke istana boneka, awalnya aja di merengek tapi lama kelamaan dia asyik merhatiin boneka-boneka sambil tangannya nunjuk-nunjuk. Kay aku ajak ngobrol, menstimulasi bahasanya biar cepet ngomong. Sambil main tapi tetap belajar dong. Setiap aku ngomong dia ngerespon. Aku menirukan suara-suara boneka binatang, dia juga berusaha menirukan suara yang sama.
Ga terasa hari udah sore, cukup deh mainnya. Hari ini juga Kay udah banyak belajar. Ibu seneng dan bangga sama Kay. Love U So Much...
Selasa, 26 Mei 2009
Trik Jitu Sukses Toilet Training
Toilet Training merupakan bentuk pengajaran atau pelatihan pada anak oleh orang tua, dan orang-orang yang ikut berperan dalam pengasuhan sikecil. Tujuannya agar sikecil mampu mengontrol pengeluaran atau pembuangan. Menurut Rini Hildayani, Psi, M.Si Staf Pengajar Bagian Pengkembangan, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, keberhasilan toilet training tergantung kesiapan fisik, intelektual, emosional dan motivasi anak.
Ada dua cara untuk menerapkan toilet training, yaitu
- Langsung mengajak anak ke kamar mandi dan duduk di kloset dengan tambahan dudukan kloset khusus untuk anak.
- Mendudukan di atas pispot.
Beberapa hal yang bisa dilakukan dalam menerapkan toilet training :
- Menggunakan boneka untuk mengajar anak urutan yang berkaitan dengan penggunaan toilet.
- Menceritakan dan memperlihatkan gambar seorang anak yang sedang duduk di atas pispot atau kloset. Sebaiknya gambar model adalah idola anak karena si kecil biasanya meniru apa yang dilakukan idolanya.
- Mengajarkan perbedaan "basah" dan "kering".
- Memperhatikan perubahan ekspresi wajah atau perilaku yang biasa muncul sebelum si kecil BAK atau BAB. Misalnya terdiam, muka memerah disertai mata melotot, badan bergidik, dan mengejan.
- Begitu tanda-tanda itu muncul, segera ajak anak ke pispot atau kloset.
- Mengenali waktu-waktu anak biasa BAK atau BAB dan mengajaknya ke kamar mandi atau duduk di pispot di saat-saat tersebut.
- Melatih anak duduk di pispot atau kloset kurang lebih 10 menit agar terbiasa duduk di atasnya. Bisa terjadi ketika latihan ini si anak BAK atau BAB.
- Seringkali si anak mengatakan ia BAK atau BAB setelah keluar di celana. Orang tua bisa mengajarkan anaknya dengan mengatakan "Nanti kalau pipis Ade udah mau keluar, bilang Ibu ya. Kita ke kamar mandi, baru pipis".
- Kepada anak yang dianggap "sudah besar", dapt ditambahkan kata-kata "Kakak kan sudah besar, jadi kalau mau pipis, bilang Ibu ya".
- Untuk menahan anak tidak BAK atau BAB di lantai setelah ia mengatakan keinginannya buang air, orang tua bisa mengajaknya berimajinasi.Misalnya "Ayo, 'kran' airnya jangan dibuka dulu ya...tunggu...tunggu sebentar lagi...". Ketika si kecil sudah duduk di pispot atau kloset baru katakan "Ayo sekarang 'krannya' boleh dibuka".
- Jika anak terbangun di malam hari, ajak ia pipis di pispot atau kloset.
- Sebaiknya memberi reward setiap kali anak berhasil BAK atau BAB di pispot atau kloset.
Apabila di usia ini si kecil masih juga belum mampu menerapkan toilet training dengan baik, sebaiknya orang tua mengevaluasi penyebabnya. Jika sampai usia tertentu anak belum juga bisa menahan BAK atau BAB, bisa jadi dibutuhkan bantuan profesional.
Senin, 25 Mei 2009
Perlengkapan Saat Si Kecil Bepergian
1. MAKANAN
Bawalah makanan yang biasa dikonsumsi si kecil, seperti susu formula, bubur susu instan, biskuit bayi, dan lainnya. Agar lebih praktis makanan yang dibawa seperlunya saja, apabila kurang bisa beli. Atau membuat sendiri makanan untuk si kecil.
2. PERLENGKAPAN MAKAN & MINUM
Bawalah botol susu paling sedikit 2 buah apabila si kecil minum susu formula dan 2 buah mangkuk lengkap dengan sendoknya bila si kecil sudah mendapatkan MPASI. Jangan lupa bawa botol air hangat atau thermos air hangat untuk membuat susu saat perjalanan bila tidak ada ASI.
3. PAKAIAN & CELANA/POPOK
Bawalah pakaian lebih banyak bila bepergian ke daerah panas karena si kecil akan lebih sering ganti baju karena keringatan. Tapi bawa juga baju berlengan panjang, celana panjang serta baju hangat untuk antisipasi perubahan cuaca (misalnya hujan). Untuk pospak(popok sekali pakai) bawa seperlunya saja, kalau kurang bisa beli lagi.
4. MAINAN
Jangan lupa bawa maianan agar si kecil tidak bosan saat diperjalanan.
5. PERLENGKAPAN MANDI
Segala perlengkapan si kecil untuk mandi dan sesudah mandi harus dibawa, kecuali bak mandi.
6. TISU KERING DAN BASAH
Digunakan untuk mengelap tangan dan mulut bayi atau membersihkan alat kelamin/pantat sehabis buang air.
7. PEMBERSIH TANGAN BEBAS KUMAN
Sangat praktis digunakan untuk membersihkan tangan dan membunuh kuman sebelum kita memegang bayi atau menyiapkan makanan / susu formulanya.
8. ALAS PELINDUNG
Bawa alas tahan air ukuran sedang untuk dipakai saat mengganti popok si kecil. Sediakan pula beberapa alas yang bisa digunakan untuk menutup permukaan kasur tempat tidur.
9. KANTUNG PLASTIK
Bawa beberapa buah untuk digunakan membungkus pakaian atau celana kotor dan popok sekali bekas pakai. Bisa juga untuk membungkus botol susu yang bocor atau peralatan bekas makan.
10. ALAT GENDONG & KERETA DORONG
Berupa kain panjang (jarit) atau alat gendong siap pakai (sling). Bila ada bawa juga kereta dorong bayi yang ringan dan bisa dilipat. Memudahkan kita saat mengajak bayi berjalan-jalan.
11. BUKU REKAM KESEHATAN
Jangan lupa membawa buku catatan tentang kesehatan bayi yang biasa diperlihatkan kepada dokter saat ia memeriksa. Apabila si kecil kebetulan sakit dan harus berobat maka buku tersebut memudahkan dokter mengetahui sekilas sejarah riwayat kesehatan bayi.
12. OBAT-OBATAN
Bawalah obat-obatan yang biasa dipakai si kecil ketika sakit atau konsultasikan lebih dahulu dengan dokter.
Minggu, 24 Mei 2009
Bayi Kuning (Jaundice Neonatorum)
" Maaf bu, bayinya tidak boleh dibawa pulang dulu karena kuning ", itulah kata-kata bidan yang merawat Kayyisa. Setelah 3 hari dilahirkan, Kay dites darah dan hasilnya kadar bilirubin sebesar 9,02 mg/dl jadi kata bidan itu Kay harus diberikan fototerapi. Waktu itu aku sedih banget, "apa sih bayi kuning itu, penyebabnya apa, apa yang salah?"
PENGERTIAN
Ikterus: (jaundice) adalah warna kekuningan pada kulit dan selaput mata.
Neonatorum: adalah bayi baru lahir.
Ikterus neonatorum (bayi baru lahir berwarna kuning) adalah kondisi munculnya warna kuning di kulit dan selaput mata pada bayi baru lahir karena adanya bilirubin (pigmen empedu) pada kulit dan selaput mata sebagai akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah (hiperbilirubinemia). Hampir 60% bayi yang baru lahir akan terlihat kuning pada minggu pertama setelah mereka lahir. Sekitar 5-10% dari mereka membutuhkan penanganan khusus karena kadar bilirubinnya yang secara signifikan tinggi, sehingga dibutuhkan fototerapi. Jadi tidak semua bayi kuning bisa diobati hanya dengan menjemurnya di bawah sinar matahari pagi. Ada juga yang perlu dirawat inap di rumah sakit untuk menjalani beberapa terapi. Menurut dr. Dewi Murniati, Sp.A., rekomendasi dirawat inap akan diberikan bila bayi terdeteksi memiliki kadar bilirubin di atas ambang normal.
JENIS KUNING
1. Ikterus neonatus fisiologis (hiperbilirubin karena faktor fisiologis)
- Gejala normal dan sering dialami bayi baru lahir. Meski begitu, orang tua harus tetap waspada. Bisa saja di balik itu terdapat suatu penyakit.
- Terjadi pada 2-4 hari setelah bayi lahir, dan akan "sembuh" pada hari ke-7.
- Penyebabnya organ hati yang belum "matang" dalam memproses bilirubin.
- Misalnya akibat virus hepatitis, toksoplasma, sifilis, malaria, penyakit/kelainan di saluran empedu atau ketidakcocokan golongan darah (rhesus).
- Biasanya disertai suhu badan yang tinggi (demam) atau berat badan tak bertambah. Feses bayi yang seperti tanah liat dan urine-nya yang berwarna gelap sehingga pakaian bayi menjadi kuning.
- Ditandai dengan tingginya kadar bilirubin walau bayi sudah berusia 14 hari.
PARAMETER BAYI DINYATAKAN KUNING
- Bayi yang lahir cukup bulan, batas aman kadar bilirubinnya adalah 12,5 mg/dl (miligram perdesiliter darah).
- Bayi yang lahir kurang bulan, batas aman kadar bilirubinnya adalah 10 mg/dl.
- Jika kemudian kadar bilirubin diketahui melebihi angka-angka tersebut, maka ia dikategorikan hiperbilirubin.
BAGAIMANA TERJADINYA BAYI KUNING
- Bilirubin merupakan zat hasil pemecahan hemoglobin (protein sel darah merah yang memungkinkan darah mengangkut oksigen). Hemoglobin terdapat dalam eritrosit (sel darah merah) yang dalam waktu tertentu selalu mengalami destruksi (pemecahan). Proses pemecahan tersebut menghasilkan hemeglobin menjadi zat heme dan globin. Dalam proses berikutnya, zat-zat ini akan berubah menjadi bilirubin bebas atau indirect.
- Dalam kadar tinggi bilirubin bebas ini bersifat racun; sulit larut dalam air dan sulit dibuang. Untuk menetralisirnya, organ hati akan mengubah bilirubin indirect menjadi direct yang larut dalam air.
- Tetapi organ hati sebagian bayi baru lahir belum dapat berfungsi optimal dalam mengeluarkan bilirubin bebas tersebut. Barulah setelah beberapa hari, organ hati mengalami pematangan dan proses pembuangan bilirubin bisa berlangsung lancar.
- Masa "matang" organ hati pada setiap bayi tentu berbeda-beda. Umumnya, pada hari ketujuh organ hati mulai bisa melakukan fungsinya dengan baik. Tapi ada juga yang menyebutkan organ hati mulai bisa berfungsi pada usia 10 hari.
Bayi kuning tidaklah sama dengan hepatitis, meskipun pada bayi dengan hepatitis salah satu gejalanya adalah kuning. Pada bayi dengan hepatitis selain gejala kuning tidak biasa terjadi pada minggu pertama kelahiran juga yang terjadi adalah peningkatan kadar 'bilirubin direk' (langsung). Secara klinis warna kuning ini sulit dibedakan.
PENGOBATAN
1. Terapi Sinar (fototerapi)
- Dilakukan selama 24 jam atau setidaknya sampai kadar bilirubin dalam darah kembali ke ambang batas normal.
- Bilirubin dalam tubuh bayi dapat dipecahkan dan menjadi mudah larut dalam air tanpa harus diubah dulu oleh organ hati.
- Berupaya menjaga kadar bilirubin agar tak terus meningkat sehingga menimbulkan risiko yang lebih fatal.
- Sinar yang digunakan pada fototerapi berasal dari sejenis lampu neon dengan panjang gelombang tertentu. Lampu yang digunakan sekitar 12 buah dan disusun secara paralel. Di bagian bawah lampu ada sebuah kaca yang disebut flexy glass yang berfungsi meningkatkan energi sinar sehingga intensitasnya lebih efektif. Sinar yang muncul dari lampu tersebut kemudian diarahkan pada tubuh bayi. Seluruh pakaiannya dilepas, kecuali mata dan alat kelamin harus ditutup dengan menggunakan kain kasa. Tujuannya untuk mencegah efek cahaya berlebihan dari lampu-lampu tersebut.
- Pada saat dilakukan fototerapi, posisi tubuh bayi akan diubah-ubah; telentang lalu telungkup agar penyinaran berlangsung merata.
- Rata-rata dalam jangka waktu dua hari si bayi sudah boleh dibawa pulang.
- Efek samping bayi mengalami dehidrasi karena malas minum. Sementara, proses pemecahan bilirubin justru akan meningkatkan pengeluarkan cairan empedu ke organ usus. Gerakan peristaltik usus meningkat dan menyebabkan diare.
- Jika setelah menjalani fototerapi tak ada perbaikan dan kadar bilirubin terus meningkat hingga mencapai 20 mg/dl atau lebih.
- Kelebihan bilirubin dapat menimbulkan kerusakan sel saraf otak (kern ikterus). Menyebabkan beberapa gangguan perkembangan. Misalnya keterbelakangan mental, cerebral palsy, gangguan motorik dan bicara, serta gangguan penglihatan dan pendengaran.
- Darah bayi yang sudah teracuni akan dibuang dan ditukar dengan darah lain.
- Bila dengan sekali tukar darah, kadar bilirubin sudah menunjukkan angka yang menggembirakan, maka terapi transfusi bisa berhenti. Tapi bila masih tinggi maka perlu dilakukan proses tranfusi kembali.
- Efek samping yang bisa muncul adalah masuknya kuman penyakit yang bersumber dari darah yang dimasukkan ke dalam tubuh bayi.
- Misalnya, obat phenobarbital atau luminal untuk meningkatkan pengikatan bilirubin di sel-sel hati sehingga bilirubin yang sifatnya indirect berubah menjadi direct.
- Obat-obatan yang mengandung plasma atau albumin yang berguna untuk mengurangi timbunan bilirubin dan mengangkut bilirubin bebas ke organ hati.
- Biasanya terapi ini dilakukan bersamaan dengan terapi lain, seperti fototerapi.
- Jika sudah tampak perbaikan maka terapi obat-obatan ini dikurangi bahkan dihentikan.
- Efek sampingnya adalah mengantuk. Akibatnya, bayi jadi banyak tidur dan kurang minum ASI sehingga dikhawatirkan terjadi kekurangan kadar gula dalam darah yang justru memicu peningkatan bilirubin.
- Bilirubin juga dapat pecah jika bayi banyak mengeluarkan feses dan urin. Oleh karena itu bayi harus mendapatkan cukup ASI. Karena ASI memiliki zat-zat terbaik bagi bayi yang dapat memperlancar buang air besar dan kecilnya.
- Pemberian ASI juga harus di bawah pengawasan dokter karena pada beberapa kasus, ASI justru meningkatkan kadar bilirubin bayi (breast milk jaundice). Di dalam ASI memang ada komponen yang dapat mempengaruhi kadar bilirubin.
- Merupakan terapi tambahan.
- Caranya, bayi dijemur selama setengah jam dengan posisi yang berbeda-beda. Seperempat jam dalam keadaan telentang, misalnya, seperempat jam kemudian telungkup.
- Lakukan antara jam 7.00 sampai 9.00. Inilah waktu dimana sinar surya efektif mengurangi kadar bilirubin.
- Hindari posisi yang membuat bayi melihat langsung ke matahari karena dapat merusak matanya. Perhatikan pula situasi di sekeliling, keadaan udara harus bersih.
Sumber: balita-anda.com
Sabtu, 23 Mei 2009
Info IQ Bayi Kuning
60 % bayi baru lahir mengalami kuning (jaundice), ada yang sembuh sendiri tapi ada pula yang membutuhkan perawatan khusus. Tetapi jangan khawatir, kabar baiknya bayi baru lahir yang mengalami kuning karena dalam darahnya mengandung kadar bilirubin cukup tinggi, ternyata mempunyai Intelligence Quotients (IQ) yang tidak berbeda dengan bayi tidak kuning.
Sumber : Ayah Bunda, Februari 2008.
Jumat, 22 Mei 2009
Persiapan Persalinan
Kamis, 21 Mei 2009
Hati-hati Flu Babi Menyerang Indonesia
Sampai sekarang berita tentang flu babi masih rame, ih serem deh semakin hari penyakit makin aneh-aneh aja. Dulu flu burung trus flu singapura, sekarang flu babi. Mudah-mudahan ga ada lagi yang lain. Jadi apa sih sebenrnya flu babi itu? Ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang flu babi.
- Flu babi atau swine influenza adalah kasus-kasus influenza yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae yang endemic pada populasi babi.
- Galur virus flu babi yang telah diisolasi sampai saat ini digolongkan sebagai Influenzavirus C atau subtipe genus Influenzavirus A.
- Flu babi disebabkan oleh virus Influenza A subtipe H1N1 H1N2, H3N1, H3N2, dan H2N3.
- Babi dapat menampung virus flu yang berasal dari manusia maupun burung, memungkinkan membentuk virus gabungan yang baru.
- Flu babi menginfeksi manusia yang bersentuhan dengan babi, atau bisa juga penularannya dari manusia ke manusia.
- Gejala virus termasuk demam, disorientasi, kekakuan pada sendi, muntah-muntah dan kehilangan kesadaran yang berakhir pada kematian.
Mulai 30 April 2009, Organisasi Kesehatan dunia (WHO) telah mengganti nama penyakit flu babi menjadi Influensa A karena telah membuat salah tafsir masyarakat bahwa babi dapat menularkan penyakit ini kepada manusia.
Rabu, 20 Mei 2009
Hati-hati Penyakit Menular Balita
Saat daya tahan tubuh si kecil menurun, penyakit pun mudah menyerang. Termasuk penyakit menular pun tidak terelakan. Tapi untungnya kebanyakan penyakit menular tidak menetap dan kekebalan tubuhnya akan meningkat setiap si kecil sakit. Alangkah baiknya mencari informasi yang tepat untuk membantu si kecil menghadapi saat-saat kritis ketika ia menderita penyakit menular.
IMPETIGO | Gejala :
Perawatan :
Komplikasi :
|
SINDROM PIPI MERAH (PARVOVIRUS B19) | Gejala :
Perawatan :
Komplikasi :
|
CAMPAK | Gejala :
Perawatan :
Komplikasi :
|
GONDONGAN | Gejala :
Perawatan :
Komplikasi :
|
BATUK REJAN | Gejala :
Perawatan :
Komplikasi :
|
CACAR AIR | Gejala :
Perawatan:
Komplikasi:
|
RUBELA | Gejala :
Perawatan :
Komplikasi :
|
ROSEOLA | Gejala :
Perawatan :
Komplikasi :
|
Sumber : Mother & Baby, Januari 2008.
Selasa, 19 Mei 2009
Jadwal Imunisasi
Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Periode 2004* (* Revisi September 2003)
Vaksin | Umur pemberian Imunisasi | ||||||||||||||||
Bulan | Tahun | ||||||||||||||||
Lhr | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 9 | 12 | 15 | 18 | 2 | 3 | 5 | 6 | 10 | 12 | |
Program Pengembangan Imunisasi (PPI, diwajibkan) | |||||||||||||||||
BCG | |||||||||||||||||
Hepatitis B | 1 | 2 | 3 | ||||||||||||||
Polio | 0 | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | |||||||||||
DTP | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 dT atau TT | |||||||||||
Campak | 1 | 2 | |||||||||||||||
Program Pengembangan Imunisasi Non PPI (Non PPI, dianjurkan) | |||||||||||||||||
Hib | 1 | 2 | 3 | 4 | |||||||||||||
MMR | 1 | 2 | |||||||||||||||
Tifoid | Ulangan, tiap 3 tahun | ||||||||||||||||
Hepatitis A | Diberikan 2x, interval | ||||||||||||||||
Varisela |
Keterangan Jadwal Imunisasi IDAI, Periode 2004
Umur | Vaksin | Keterangan |
Saat lahir | Hepatitis B-1 |
|
1 bulan | Hepatitis B-2 |
|
0-2 bulan | BCG |
|
2 bulan | DTP-1 |
|
4 bulan | DTP-2 |
|
6 bulan | DTP-3 |
|
6 bulan | Hepatitis B-3 |
|
9 bulan | Campak-1 |
|
15-18 bulan | MMR |
|
18 bulan | DTP-4 |
|
2 tahun | Hepatitis A |
|
2-3 tahun | Tifoid |
|
5 tahun | DTP-5 |
|
6 tahun | MMR |
|
10 tahun | dT/TT |
|